Wednesday, May 21, 2008

The Judge Is God!

- Jangan takut untuk berbicara -

Aku jadi inget masa sekolah dulu. Tiap Senin dan Kamis sore, kami-aku dan teman-teman- punya jadwal Muhadloroh. Arti muhadloroh sendiri adalah sebuah majlis pertemuan (kira-kira seperti itu), tetapi istilah di sekolah kami itu adalah mata pelajaran yang berisi latihan pidato. Sayangnya latihan pidato tersebut kurang bervariasi. Setiap murid diberi jadwal pidato di tiap kelompoknya, kemudian yang tidak mendapat jadwal akan bertugas menyimak isi pidato temannya, dan membuat resume dari isi pidato tersebut, yang nantinya secara periodik dikumpulkan ke Div. Ta'lim yang bertugas mengatur jalannya kegiatan muhadloroh tersebut. Membosankan memang..

Aku tertarik sekali dengan grup debatnya Wiley College. Menurut catatan sejarah AS, grup debat Wiley College yang didirikan oleh Melvin B. Tolson pernah mengalahkan grup debat Harvard University, seperti yang kita tahu Harvard berisi orang-orang dengan kemampuan akademik terbaik se-dunia, karena tidak mudah untuk masuk kesana. Adapun Wisley College sekitar tahun 30-an bukanlah Universitas orang kulit hitam yang diperhitungkan dan terletak di daerah yang sangat terpencil. Apa yang membuat grup debat Wiley College bisa menang?

Menurutku selain kesungguhan dan kondisi saat itu yang dipenuhi dengan teror rasisme, adalah keberanian untuk mengemukakan pendapat dan tidak pernah takut untuk mendapat musuh. Aku terinspirasi sekali dengan kutipan Melvin B. Tolson yang memompa semangat murid-muridnya agar jangan takut. Berulang kali dia meneriakkan doktrin kepada mereka saat latihan dengan pertanyaan-pertanyaan sbb :
Melvin : Who Is The Judge (Siapa jurinya?)
Murid : The Judge Is God (Jurinya adalah Tuhan)
Melvin : Why Is He God? (Kenapa Tuhan adalah jurinya)
Murid : Because He decides who wins or loses, not my opponent. (Karena Dia yang memutuskan siapa yang menang atau kalah, bukan musuh kami)
Melvin : Who Is Your Opponent ? (Siapakah musuh kalian?)
Murid : He does not exist. (Ia tidak ada)
Melvin : Why does he not exist (Kenapa ia tidak ada?)
Murid : Because he is mere dissenting voice of the truth I speak. (Karena ia hanya suara yang berselisih paham dengan kebenaran yang kami sampaikan)

Sekolah kami terdiri atas orang-orang yang mempunyai kemampuan dan ide-ide yang cemerlang yang semestinya dapat digali kemampuannya melalui event muhadloroh tersebut, hanya saja karena kami terbiasa dengan keseragaman dan kurang pengetahuan yang beragam maka event tersebut terasa menjadi membosankan. Akhirnya kebosanan sendiri menjadi kemalasan dan ketidakberanian untuk mengemukakan pendapat. Semestinya doktrin di atas harus diterapkan di sekolah kami, dan itu akan tidak mungkin karena doktrin tersebut asalnya dari orang AS. Hmmm...

Buat yang belum pernah nonton The Great Debaters, tontonlah. Banyak inspirasi yang bisa kita ambil dari film tersebut.