Berbicara tentang cita-cita, pasti berbicara tentang apa yang kan kita lakukan di masa depan. Masalahnya, hingga saat ini bila kita playback, merenungi langkah2 yang telah kita lakukan. Apakah langkah kita saat ini sudah berada di rel yang benar agar cita2 kita tercapai? Apakah karunia Allah yang telah kita dapat sekarang ini perlu kita lepaskan hanya karena tidak berada pada rel cita2 kita?
Cita-cita ku : menjadi seorang guru yang berwiraswasta dan menghasilkan sebuah tulisan yang berguna untuk anak-anak bangsa masa depan. Mungkinkah jika di usia mau memasuki kepala tiga, aku sama sekali belum memulai langkah itu. Dan masih menyukuri apa yang telah Allah anugerahkan kepadaku, sebagai karyawati di perusahaan swasta? Tidak terlambatkah?
Aku sadari aku harus memulai suatu langkah, tapi aku sendiri terkadang tidak tahu harus mulai dari mana. Apa dengan meninggalkan apa yang telah aku dapatkan selama ini?
Thursday, June 21, 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Apa yang biasanya kita pilih untuk menu sarapan? Setiap orang memunyai menu sarapan favorit yang berbeda tentunya. Tipe menu sarapan pastin...
-
Jika merunut lagi masa lalu, awal aku mengenal lagu barat seingatku saat aku kelas SD. Lagu pertama yang aku dengarkan itu lagu Phil Colli...
-
Malam ini aku menerima SMS dari temenku mimi, dia bilang : “Aku lagi baca lagi surat-surat kita dulu.. Trimakasih banget, surat-surat itu me...
-
Saat hati dan logika berlawanan arah, sisi mana yang harus aku pilih… Suatu pagi, setelah bangun tidur tiba-tiba pikiranku me-review segal...